Mitos Atau Fakta Terkait Angkernya Gunung Kawi
Gunung Kawi adalah gunung berapi aktif yang terletak di wilayah administrasi Kabupaten Malang, Jawa Timur. Disaat gunung-gunung lain kebanyakan terkenal dengan panorama alamnya yang indah, Gunung Kawi justru terkenal dengan berbagai cerita mistis yang melingkupinya. Orang Jawa menganggap Gunung Kawi sebagai sumber segala macam asal usul pesugihan.
Fakta Gunung Kawi Angker
Bukan fiksi, pesugihan di Gunung Kawi itu nyata. Lokasinya berada di kawasan hutan antara makam dan tempat pemujaan Raja Kameswara I. Namun, pesugihan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Raja Kameswara I, mereka semua murni merdeka karena salah paham terhadap aspirasi masyarakat.
Hutan antara makam dan sisa-sisa Raja Kameswara I dikatakan telah menjadi tempat tinggal beberapa makhluk astral. Banyak yang tersesat di hutan ini, niat awalnya untuk meminta restu para leluhur, namun mereka dengan cepat dan cepat berbalik untuk mencari kejayaan.
Layaknya supermarket, hutan ini menjadi sumber berbagai macam pesugihan seperti tuyul hingga buto ijo. Namun, pesugihan yang paling banyak dikunjungi di Gunung Kawi adalah pesugihan kera siluman, sehingga tidak heran jika banyak kawanan kera yang diduga berasal dari jiwa yang dikorbankan demi kekayaan.
Gunung Kawi Dijadikan Tempat Pesugihan
Para pelaku pesugihan umumnya adalah orang-orang yang sudah menikah dengan mata gelap karena ekonomi yang ambruk. Demi kekayaan, mereka rela mengorbankan agama, keluarga bahkan diri mereka sendiri. Orang-orang hilang ini datang ke Gunung Kawi dengan seorang peramal yang memiliki akses untuk berkomunikasi dengan makhluk astral. Sesampainya di lereng, mereka disambut oleh sosok astral yang menyamar sebagai petani atau pencari rumput.
Kemudian mereka pergi ke kerajaan makhluk astral di Gunung Kawi. Sesampai di sana, orang hilang akan ditanya tentang kesediaan mereka untuk mengorbankan semua yang mereka miliki. Saya yakin mereka akan setuju dengan saya karena mereka memiliki mata yang gelap. Kekayaan yang melimpah akan diberikan setelah mereka melakukan pengorbanan kepada raja makhluk astral.
Menurut cerita masyarakat setempat, pada malam-malam tertentu, orang yang tersesat akan melakukan kurban di lereng Gunung Kawi. Kurban biasanya menjadi makanan favorit orang yang meninggal sebagai kurban. Sesaji tersebut akan dimakan oleh kera sambil meneteskan air mata.